Siswi-siswi berumur 15-19 tahun ini kebanyakan tidak tahu bagaimana mengatasi kehamilan.
BERITA TERKAIT
Langkah ini diambil setelah pada tahun lalu, sekolah mengeluarkan data yang mengejutkan. Sebanyak 86 siswi SMA Frayser usia 15-19 tahun kedapatan hamil dan melahirkan di luar nikah.
Kampanye yang dinamakan “Jangan ada bayi!” ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada para siswi maupun siswa mengenai bagaimana caranya mencegah dan menanggulangi kehamilan yang tidak direncanakan. Program ini menitikberatkan pada menanamkan keberanian kepada para siswi untuk berkata tidak untuk seks.
“Saat ini, siswi-siswi tidak tahu bagaimana berkata ‘tidak’, mereka berhubungan seks padahal mereka tidak mau, mereka hanya tidak tahu bagaimana berkata tidak,” ujar ketua penyelenggara dari organisasi non profit Girls Inc, Deborah Hester Harrison seperti dilansir dari laman Fox News, Jumat, 14 Januari 2011.
Pada kampanye ini, para guru-guru di SMA Frayser mempekerjakan pekerja sosial untuk mendampingi para siswa. Petugas sosial ini juga didukung oleh para orangtua murid.
Harrison mengatakan bahwa yang paling memprihatinkan lagi para siswi yang hamil tidak tahu cara mengatasi kehamilan. “Banyak dari siswi-siswi ini tidak siap untuk menjadi orang tua yang efektif, dan hal itu berpengaruh terhadap perkembangan janin,” ujar Harrison.
Hal ini diamini oleh Dr Manny Alvarez dari universitas University Medical Center, New Jersey. Dia mengatakan bahwa kehamilan usia remaja rentan penyakit. “Kehamilan remaja beresiko tinggi. Beberapa dari remaja ini beresiko besar mengalami kelahiran prematur, tekanan darah tinggi, dan seringkali harus operasi caesar, karena pinggulnya lebih kecil dari janin,” ujar Alvarez.
Bulan lalu, Departemen Kesehatan AS mengeluarkan data resmi yang menunjukkan pada 2009 terdapat 39 kehamilan dari 1.000 wanita usia 15-19 tahun. Angka ini meningkat 15 sampai 20 persen dari tahun-tahun sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar